Ketika seorang anak dengan keterbelakangan mental mengalami kesulitan mengingat kata-kata yang dipelajari, sangat penting untuk menggunakan strategi yang meningkatkan retensi dan pengambilan memori. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan cacat intelektual sering menghadapi tantangan dengan memori jangka pendek verbal dan pemrosesan fonologis, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengingat kata-kata. Namun, intervensi dan strategi yang ditargetkan dapat membantu mengurangi kesulitan ini dan mendukung retensi kata.
Pelatihan Fonemik dan Memori
- Anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin berjuang dengan pengkodean fonemik dalam memori kerja, yang memengaruhi pemahaman dan retensi kata-kata mereka. Dukungan fonemik dapat bermanfaat, karena membantu dalam memproses dan mengingat kata-kata yang mirip secara fonemik tanpa penurunan kinerja, tidak seperti rekan-rekan mereka yang tidak terbelakang yang mungkin berjuang dengan daftar tersebut (Kabrich & McCutchen, 1996).
- Kegiatan pelatihan memori telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan memori jangka pendek verbal pada anak-anak dengan sindrom Down, menunjukkan bahwa pendekatan serupa dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan bentuk keterbelakangan mental lain (Buckley, 2008).
Penggunaan Latihan Strategis
- Strategi latihan aktif sangat penting untuk meningkatkan retensi memori pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak ini sering gagal menggunakan latihan aktif, yang diperlukan untuk mengingat item sebelumnya dalam daftar. Mendorong penggunaan strategi latihan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mengingat kata (Borkowski & Büchel, 1983).
- Latihan tambahan, yang melibatkan diselingi kata-kata yang tidak dikenal dengan kata-kata yang diketahui, telah ditemukan efektif dalam meningkatkan retensi kata. Metode ini memberikan lebih banyak kesempatan untuk pengulangan, yang sangat penting bagi anak-anak dengan IQ lebih rendah untuk mempertahankan kata-kata baru (Burns & Boice, 2009).
Kosakata dan Korelasi Strategi
- Ada korelasi antara ukuran kosakata dan penggunaan strategi memori kerja fonologis. Anak-anak dengan disabilitas intelektual sering mengalami defisit dalam melatih kata-kata, yang dapat ditingkatkan dengan mendorong penggunaan strategi fonologis untuk meningkatkan retensi kosakata (Elfverson & Eriksson, 2011).
Teknik Instruksional
- Prosedur instruksional yang berbeda, seperti mengajar kata-kata penglihatan menggunakan kondisi kata saja, telah efektif dalam membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental sedang hingga ringan belajar dan mempertahankan kata-kata. Metode ini ditemukan lebih efektif daripada menggunakan gambar terintegrasi atau teknik pemudaran gambar (Didden et al., 2006).
- Metode pengajaran yang melibatkan instruksi langsung dan peluang tinggi untuk merespons (OTR) telah terbukti meningkatkan pengenalan dan retensi kata. Metode-metode ini membantu dalam membangun fondasi untuk akademisi fungsional dan tugas harian (Burns & Boice, 2009).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari alat bantu visual atau pembelajaran berbasis konteks, sementara yang lain mungkin memerlukan lebih banyak pengulangan dan latihan. Selain itu, peran isyarat sosial-pragmatis dan pembelajaran asosiatif dalam retensi kata tidak boleh diabaikan, karena ini juga dapat mendukung perkembangan bahasa pada anak-anak dengan keterbelakangan mental (Vlach, 2019).