Mengatasi hambatan motorik pada anak-anak dengan cerebral palsy (CP) ketika belajar membaca melibatkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan instruksi literasi khusus, intervensi terapeutik, dan teknologi bantu. Anak-anak dengan CP menghadapi tantangan unik karena gangguan motorik mereka, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk terlibat dengan instruksi membaca tradisional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa strategi yang disesuaikan dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Strategi ini termasuk instruksi literasi berbasis bukti, intervensi berbasis gerakan, dan penggunaan teknologi bantu. Bagian berikut merinci pendekatan ini.
Instruksi Literasi Berbasis Bukti
- Instruksi literasi untuk anak-anak dengan CP harus dapat diakses dan memungkinkan umpan balik tentang keterampilan mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa metode yang berfokus pada fonik, pengenalan kata penglihatan, dan pemahaman membaca dapat menyebabkan peningkatan menengah hingga besar dalam keterampilan membaca (Murphy et al., 2022).
- Guru perlu dipersiapkan dengan baik untuk mengatasi keadaan belajar khusus anak-anak dengan CP, sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang AS (Dupont & Tucker, 1985).
- Menetapkan tujuan individual bekerja sama dengan orang tua dan menggunakan teknologi untuk mengakses materi literasi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis (Browning, 2002).
Intervensi Berbasis Gerakan
- Aktivitas fisik dan program gerakan, seperti intervensi Learning Links (LL), telah terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan hasil akademik pada anak-anak dengan keterlambatan perkembangan saraf, termasuk mereka yang menderita CP. Program-program ini berfokus pada penghambatan refleks dan keterampilan motorik sensorik, yang sangat penting untuk keberhasilan akademis (Cavanaugh, 2016).
- Proyek “Literasi Motor” di sekolah dasar menekankan pentingnya mengintegrasikan kegiatan motorik ke dalam kurikulum untuk mendukung pengembangan literasi. Pendekatan ini telah dikaitkan dengan peningkatan keterampilan dan kinerja akademis (Corona et al., 2011).
Teknologi Bantu
- Teknologi bantu (AT) dapat memainkan peran penting dalam mengatasi hambatan motorik. Teknologi seperti adaptasi terkomputerisasi dari tes kognitif dan akademik memungkinkan anak-anak dengan CP untuk merespons menggunakan metode alternatif, meminimalkan permintaan motorik (Driver et al., 2010).
- Intervensi berbasis AT dapat mengatasi keterbatasan dalam kognisi, komunikasi, dan keterampilan motorik, sehingga meningkatkan kinerja akademik dan kualitas hidup anak-anak dengan CP (Perilli et al., 2019).
Rencana Pendidikan Individual (IEP)
- Mengembangkan rencana pendidikan yang tepat sangat penting bagi anak-anak dengan CP. Ini melibatkan penilaian dan kurikulum yang dapat diakses yang mengakomodasi kebutuhan unik mereka. IEP harus mencakup tujuan yang terukur dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan Pendidikan Publik Gratis dan Tepat (FAPE) (Driver et al., 2010).
- Pendekatan pendidikan harus bersifat individual, mengingat berbagai kemampuan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan CP (Davies, 2008).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengatasi hambatan motorik dalam membaca, penting untuk mengenali variabilitas dampak CP pada setiap anak. Beberapa anak mungkin memerlukan intervensi yang lebih intensif atau kombinasi strategi yang berbeda untuk mencapai hasil yang optimal. Selain itu, penelitian berkelanjutan diperlukan untuk menyempurnakan pendekatan ini dan mengeksplorasi metode baru untuk mendukung pengembangan literasi pada anak-anak dengan CP.