children, kids, childhood, games, play, fun, playful, silhouettes, sunset, vietnam, children, children, children, children, nature, children, childhood

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Anak Hiperaktif Lebih Tertarik Menggambar Daripada Berhitung?

Ketika seorang anak hiperaktif menunjukkan lebih banyak minat dalam menggambar daripada menghitung, penting untuk memanfaatkan minat mereka untuk memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan. Anak-anak hiperaktif sering menghadapi tantangan dengan perhatian dan impulsif, yang dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka. Namun, dengan mengintegrasikan minat mereka ke dalam kegiatan pendidikan, pendidik dan orang tua dapat meningkatkan keterlibatan dan hasil pembelajaran. Pendekatan ini tidak hanya menghormati preferensi anak tetapi juga membantu dalam mengelola hiperaktif dengan menyalurkan energi mereka ke tugas-tugas produktif. Berikut adalah beberapa strategi untuk dipertimbangkan:

Memanfaatkan Minat untuk Belajar

  • Mengintegrasikan Menggambar dengan Menghitung: Gunakan gambar sebagai media untuk mengajarkan berhitung. Misalnya, minta anak menggambar sejumlah objek atau membuat pola yang melibatkan penghitungan. Metode ini dapat membantu mempertahankan minat mereka sambil secara halus memperkenalkan konsep matematis (Silva et al., 2024) (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Pembelajaran Berbasis Proyek: Mendorong proyek yang menggabungkan seni dan matematika, seperti membuat mural dengan sejumlah elemen tertentu atau merancang strip komik sederhana yang melibatkan penghitungan panel atau karakter (Jannah et al., 2024) (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Alat Pembelajaran Visual: Manfaatkan alat bantu visual dan alat yang menggabungkan gambar, seperti garis angka atau bagan yang dapat diwarnai atau didekorasi oleh anak. Hal ini dapat membantu dalam membuat konsep abstrak lebih nyata dan menarik bagi anak-anak hiperaktif (Silva et al., 2024) (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).

Strategi Perilaku dan Pendidikan

  • Intervensi Perilaku: Menerapkan intervensi perilaku yang memberi penghargaan kepada anak karena menyelesaikan tugas yang melibatkan menggambar dan menghitung. Penguatan positif dapat memotivasi anak-anak hiperaktif untuk terlibat dalam kegiatan yang kurang disukai (Agarwal & Rao, 1997) (Jones et al., 1975).
  • Lingkungan Terstruktur: Buat lingkungan belajar terstruktur yang memungkinkan kegiatan menggambar gratis dan menghitung terpandu. Keseimbangan ini dapat membantu mengelola hiperaktif dengan memberikan harapan dan batas yang jelas (Jannah et al., 2024) (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Kolaborasi Guru dan Orangtua: Guru dan orang tua harus bekerja sama untuk memahami minat anak dan memasukkannya ke dalam rencana pembelajaran. Komunikasi reguler dapat memastikan bahwa strategi konsisten di lingkungan rumah dan sekolah (Abidin, 2023) (Jones et al., 1975).

Dukungan Psikologis dan Terapeutik

  • Pendekatan Terapeutik: Pertimbangkan terapi yang menggabungkan seni, seperti terapi seni, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak hiperaktif. Terapi ini dapat membantu dalam meningkatkan fokus dan mengurangi impulsif sambil memungkinkan anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif(Abidin, 2023) (Agarwal & Rao, 1997).
  • Konseling dan Bimbing: Terlibat dalam sesi konseling yang berfokus pada membangun kepercayaan diri dan harga diri anak. Ini bisa sangat penting bagi anak-anak hiperaktif yang mungkin berjuang dengan metode pembelajaran tradisional(Jannah et al., 2024) (Wahl, 2012).

Meskipun berfokus pada minat anak dalam menggambar dapat bermanfaat, penting juga untuk memastikan bahwa mereka terkena berbagai pengalaman belajar. Anak-anak hiperaktif dapat memperoleh manfaat dari beragam kegiatan yang melayani berbagai aspek perkembangan mereka, termasuk keterampilan sosial, regulasi emosional, dan pembelajaran akademis. Dengan memberikan pendekatan seimbang yang menghormati minat mereka sambil memperkenalkan tantangan baru, pendidik dan orang tua dapat mendukung perkembangan holistik anak-anak hiperaktif.

Silva, B. M. da, Guabira, M. E. da S. S., Brito, M. J. da S., Souza, L. G. de, Pereira, E. C., & Silva, I. D. M. (2024). Literacy and hyperactivity in early early education. Revista Gênero e Interdisciplinaridade. https://doi.org/10.51249/gei.v5i01.1814
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Jannah, F. I. N., Laili, V. N., Avinda, A. Z., & Kharisma, A. I. (2024). Counseling guidance handling of hyperactive children. Chodeung Gyoyug Yeon’gu. https://doi.org/10.38040/jeleduc.v1i1.913
Agarwal, N., & Rao, S. L. (1997). Neuropsychological remediation of hyperactive children. Indian Journal of Psychiatry.
Jones, N. M., Loney, J., Weissenburger, F. E., & Fleischmann, D. J. (1975). The Hyperkinetic Child: What Do Teachers Know?. Psychology in the Schools. https://doi.org/10.1002/1520-6807(197510)12:4<388::AID-PITS2310120402>3.0.CO;2-0
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Wahl, G. (2012). Les enfants hyperactifs. https://doi.org/10.3917/PUF.WAHL.2012.01
Scroll to Top