Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan yang bising dapat secara signifikan mempengaruhi anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang memiliki Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), ketika mempelajari angka. Dampak kebisingan pada kinerja kognitif bervariasi tergantung pada jenis kebisingan dan karakteristik individu anak-anak. Sementara beberapa jenis kebisingan dapat merugikan, yang lain sebenarnya dapat meningkatkan kinerja kognitif pada anak-anak hiperaktif. Hubungan bernuansa ini sangat penting untuk memahami bagaimana mengoptimalkan lingkungan belajar untuk anak-anak ini.
Efek Negatif Kebisingan pada Pembelajaran
- Gangguan Kognitif Umum: Kebisingan lingkungan, seperti lalu lintas jalan dan ucapan yang tidak relevan, telah terbukti mengganggu kinerja matematika dasar pada anak-anak, meskipun tidak mempengaruhi tugas penalaran matematika yang lebih kompleks (Ljung et al., 2009). Ini menunjukkan bahwa kebisingan dapat mengganggu proses pembelajaran dasar, yang sangat penting ketika anak-anak belajar angka.
- Peningkatan Gejala Hiperaktivit: Ada bukti yang menghubungkan paparan kebisingan dengan peningkatan gejala hiperaktif pada anak-anak, yang selanjutnya dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan belajar secara efektif (Stansfeld & Clark, 2015) (“Environmental Noise and Health”, 2022).
- Gangguan dan Kinerja Tugas: Anak-anak hiperaktif umumnya lebih terganggu daripada teman sebayanya, dan kebisingan dapat memperburuk gangguan ini, yang menyebabkan kinerja yang lebih buruk pada tugas akademis(Steinkamp, 1980).
Efek Positif dari Jenis Kebisingan Tertentu
- Model Gairah Otak Moderat: Menurut model Gairah Otak Moderat (MBA), jenis kebisingan tertentu, seperti white noise, dapat meningkatkan kinerja kognitif pada anak-anak dengan ADHD dengan menginduksi keadaan gairah optimal (Batho, 2014) (Söderlund et al., 2007). Hal ini disebabkan oleh fenomena resonansi stokastik, di mana tingkat kebisingan sedang meningkatkan aktivitas neurotransmitter, terutama dopamin, yang sering tidak diatur pada ADHD (Söderlund et al., 2007).
- Preferensi untuk Kebisingan Latar Belakangan: Beberapa anak dengan ADHD melaporkan preferensi untuk kebisingan latar belakang daripada keheningan, yang dapat membantu mereka fokus lebih baik pada tugas-tugas seperti belajar angka (Batho, 2014).
Implikasi untuk Pengaturan Pendidikan
- Manajemen Kebisingan: Mengingat efek campuran kebisingan, penting bagi pengaturan pendidikan untuk mengelola tingkat kebisingan dengan hati-hati. Meskipun mengurangi kebisingan yang tidak relevan dan mengganggu bermanfaat, memperkenalkan kebisingan latar belakang yang terkontrol dapat membantu anak-anak hiperaktif dalam fokus lebih baik pada tugas belajar(Klatte et al., 2013) (Gheller et al., 2024).
- Pendekatan Individual: Karena sensitivitas dan preferensi kebisingan dapat sangat bervariasi di antara anak-anak dengan ADHD, pendekatan individual untuk manajemen kebisingan di ruang kelas mungkin diperlukan untuk mengoptimalkan hasil belajar (Batho, 2014).
Sementara kebisingan umumnya menimbulkan tantangan untuk belajar, terutama untuk anak-anak hiperaktif, jenis kebisingan tertentu dapat bermanfaat dalam kondisi tertentu. Ini menyoroti pentingnya memahami perbedaan individu dalam sensitivitas dan preferensi kebisingan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efek jangka panjang dari paparan kebisingan pada perkembangan kognitif dan untuk mengembangkan intervensi khusus yang dapat mendukung anak-anak hiperaktif di lingkungan yang bising.