Two girls whisper and smile in a classroom, fostering friendship and joy.

Bagaimana Cara Mengajarkan Menulis Pada Anak Hiperaktif Yang Tidak Mau Duduk Diam?

Mengajar menulis kepada anak hiperaktif yang berjuang untuk duduk diam membutuhkan pendekatan yang disesuaikan yang mengakomodasi kebutuhan dan tantangan unik mereka. Anak-anak dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) sering menghadapi kesulitan dengan perhatian, impulsif, dan hiperaktif, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk terlibat dalam tugas menulis tradisional. Strategi yang efektif melibatkan menciptakan lingkungan yang menarik dan mendukung yang memanfaatkan kekuatan mereka dan mengatasi tantangan mereka. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengajar menulis kepada anak-anak hiperaktif.

Penggunaan Metode Visual dan Interaktif

  • Alat bantu visual dan kegiatan interaktif dapat membantu menjaga perhatian dan minat anak. Menggunakan media visual memberikan ilustrasi konkret yang dapat membantu anak-anak memahami pesan dan konsep dengan lebih efektif (Kurniawati, 2018).
  • Menggabungkan permainan atau kegiatan menyenangkan, seperti memainkan pesan seri, dapat meningkatkan fokus dan keterlibatan, membuat proses belajar lebih menyenangkan dan tidak terlalu membuat stres bagi anak-anak yang hiperaktif (Yesiazizah, 2013)].

Pendekatan Penulisan Terstruktur dan Terpandu

  • Menerapkan strategi penulisan terstruktur, seperti pendekatan pengembangan strategi yang diatur sendiri, dapat membantu anak-anak merencanakan dan mengatur tulisan mereka. Metode ini mendorong siswa untuk mempertimbangkan topik mereka terlebih dahulu dan menggunakan pengetahuan struktur teks untuk mengembangkan esai yang koheren (Paz, 2001).
  • Memberikan skema panduan atau fasilitasi selama tugas menulis dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan menulis ekspresif anak-anak dengan ADHD. Pendekatan ini membantu mereka mengatur pikiran mereka dan mengurangi terjadinya kesalahan (Re et al., 2008).

Intervensi Perilaku dan Manajemen Kelas

  • Intervensi perilaku, seperti membentuk, meranTAI, dan mempertahankan perilaku, dapat membantu mengelola kurangnya perhatian dan impulsif. Intervensi ini berfokus pada membangun perilaku yang diinginkan secara bertahap melalui penguatan positif (Kurniawati, 2018).
  • Intervensi kelas harus mencakup strategi untuk mengelola kegelisahan motorik dan impulsif, seperti mengizinkan istirahat pendek atau memasukkan gerakan ke dalam kegiatan (Groen et al., 2016).

Mengatasi Tantangan Memori Kerja

  • Anak-anak dengan ADHD sering mengalami defisit memori kerja yang memengaruhi kemampuan menulis mereka. Strategi yang mendukung memori kerja, seperti memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola, dapat membantu meningkatkan kinerja penulisan (Capodieci et al., 2019).
  • Mendorong penggunaan latihan verbal atau alat mnemonik dapat membantu dalam mempertahankan informasi dan mengatur pemikiran selama tugas menulis (Capodieci et al., 2019).

Membangun Kepercayaan Diri dan Keterampilan Sosif

  • Membina lingkungan kelas yang positif dan mendukung dapat membantu membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial anak. Mendorong interaksi teman sebaya dan kegiatan kolaboratif dapat meningkatkan komunikasi dan mengurangi perasaan terisolasi (Kurniawati, 2018) (Tančić, 2019).
  • Guru harus dilatih untuk memahami karakteristik ADHD dan menerapkan strategi yang efektif untuk mendukung siswa ini, yang dapat mengarah pada peningkatan hasil akademik dan sosial (Tančić, 2019).

Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengajar menulis kepada anak-anak hiperaktif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Fleksibilitas dan kesabaran adalah kuncinya, seperti kolaborasi berkelanjutan dengan orang tua, pendidik khusus, dan profesional lainnya untuk menyesuaikan intervensi dengan kebutuhan spesifik anak. Selain itu, memahami konteks ADHD yang lebih luas dan dampaknya terhadap pembelajaran dapat membantu pendidik menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif.

Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Paz, S. D. L. (2001). Teaching Writing to Students With Attention Deficit Disorders and Specific Language Impairment. Journal of Educational Research. https://doi.org/10.1080/00220670109598781
Re, A. M., Caeran, M., & Cornoldi, C. (2008). Improving Expressive Writing Skills of Children Rated for ADHD Symptoms. Journal of Learning Disabilities. https://doi.org/10.1177/0022219408317857
Groen, Y., Gaastra, G., Tucha, L., & Tucha, O. (2016). Classroom interventions for children with ADHD.
Capodieci, A., Serafini, A., Dessuki, A., & Cornoldi, C. (2019). Writing abilities and the role of working memory in children with symptoms of attention deficit and hyperactivity disorder. Child Neuropsychology. https://doi.org/10.1080/09297049.2018.1441390
Tančić, N. D. (2019). Karakteristike učenika sa hiperkinetičkim poremećajem i strategije poučavanja u vaspitno-obrazovnom procesu. https://doi.org/10.19090/ZOP.2019.28.31-47
Scroll to Top