Ketika berhadapan dengan anak hiperaktif yang lebih tertarik bermain daripada membaca, penting untuk mengadopsi strategi yang selaras dengan kecenderungan alami mereka sambil secara bertahap memperkenalkan membaca sebagai aktivitas pelengkap. Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan preferensi untuk kegiatan yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan energi dan kreativitas mereka, yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan minat membaca. Dengan mengintegrasikan bermain dengan pembelajaran, pengasuh dan pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendorong keterlibatan dan pengembangan pendidikan.
Mengintegrasikan Bermain dengan Pembelajaran
- Terapi Bermain: Memanfaatkan terapi bermain dapat membantu mengelola perilaku hiperaktif dengan menyalurkan energi ke dalam aktivitas terstruktur. Pendekatan ini dapat mencakup permainan yang menggabungkan elemen membaca, seperti mendongeng dengan alat peraga interaktif atau skenario bermain peran yang memerlukan instruksi membaca atau dialog (Abidin, 2023).
- Permainan Blok: Melibatkan anak-anak dalam permainan blok dapat meningkatkan fokus dan produktivitas belajar. Guru dapat menggunakan permainan ini untuk memperkenalkan bacaan dengan memberi label pada blok dengan huruf atau kata-kata, mendorong anak-anak untuk membentuk kata atau kalimat sebagai bagian dari permainan (Tabroni et al., 2024).
- Pembelajaran Berbasis Aktivitas: Memasukkan membaca ke dalam kegiatan yang sudah dinikmati anak dapat membuat transisi lebih lancar. Misalnya, jika seorang anak menikmati bangunan, buku tentang konstruksi atau arsitektur dapat diperkenalkan sebagai bagian dari waktu bermain (Eddowes & Aldridge, 1990).
Pertimbangan Perilaku dan Emosional
- Modifikasi Perilaku: Teknik seperti penguatan positif dan ekonomi token dapat efektif dalam mendorong membaca. Menghargai anak karena menyelesaikan tugas membaca atau mengintegrasikan membaca ke dalam permainan mereka secara bertahap dapat meningkatkan minat mereka pada buku (A & C, 1997) (Murray, 1980).
- Perkembangan Emosional: Memahami perkembangan emosional dan perilaku anak-anak hiperaktif sangat penting. Kegiatan yang memenuhi kebutuhan emosional mereka, seperti membaca cerita yang mencerminkan pengalaman atau emosi mereka, dapat membuat membaca lebih relevan dan menarik. (S & Purnama, 2024).
Peran Orang Tua dan Pendidik
- Keterlibatan Orangtua: Orang tua memainkan peran penting dalam memantau dan membimbing aktivitas anak mereka. Dengan menyisihkan waktu untuk membaca dan menjadikannya kegiatan bersama, orang tua dapat memodelkan kebiasaan membaca yang positif (Athoillah, 2022).
- Dukungan Guru: Guru dapat menerapkan program intervensi perilaku yang menggabungkan membaca ke dalam rutinitas sehari-hari. Dengan mengidentifikasi anak-anak hiperaktif sejak dini dan memberikan dukungan yang disesuaikan, pendidik dapat membantu mengurangi tantangan yang terkait dengan hiperaktifitas (Jones et al., 1975).
Perspektif Alternatif
Meskipun mengintegrasikan bermain dengan membaca bermanfaat, penting juga untuk menyadari bahwa beberapa anak hiperaktif mungkin memerlukan intervensi yang lebih terstruktur, seperti terapi perilaku atau pengobatan, untuk mengatasi defisit perhatian yang mendasarinya. Intervensi ini dapat melengkapi strategi pendidikan dengan meningkatkan konsentrasi dan mengurangi impulsif, sehingga membuat kegiatan membaca lebih mudah diakses dan menyenangkan bagi anak(Eisenberg, 1973). Selain itu, memahami dampak potensial dari gangguan digital, seperti game online, sangat penting dalam mengelola minat anak dalam membaca versus bermain(Athoillah, 2022).