Berurusan dengan anak autis yang mengalami kecemasan saat belajar berhitung membutuhkan pendekatan multifaset yang mengatasi kecemasan dan proses pembelajaran. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mempelajari keterampilan baru, seperti menghitung. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) telah diidentifikasi sebagai intervensi yang efektif untuk mengurangi kecemasan pada anak-anak dengan ASD, dan adaptasi terapi ini dapat sangat bermanfaat dalam pengaturan pendidikan. Bagian berikut menguraikan strategi dan intervensi yang dapat digunakan untuk mendukung anak dengan autisme dan kecemasan dalam belajar berhitung.
Adaptasi Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- Teknik Berbasis Bermain: Memasukkan teknik berbasis bermain ke dalam CBT dapat membuat terapi lebih menarik untuk anak-anak dengan autisme, terutama mereka yang cacat intelektual. Pendekatan ini dapat membantu mengurangi kecemasan dengan membuat kegiatan belajar lebih menyenangkan dan tidak terlalu mengintimidasi (Danial, 2013).
- Sistem Peringkat yang Disederhanakan: Menggunakan sistem peringkat yang disederhanakan untuk membantu anak-anak mengekspresikan tingkat kecemasan mereka dapat membantu mengidentifikasi pemicu dan memantau kemajuan. Ini bisa sangat berguna dalam konteks pembelajaran di mana menghitung mungkin menjadi sumber stres (Danial, 2013).
- Keterlibatan Orangtua: Penelitian telah menunjukkan bahwa melibatkan orang tua dalam CBT dapat meningkatkan efektivitas terapi. Orang tua dapat memperkuat strategi koping di rumah, memberikan sistem dukungan yang konsisten untuk anak (Perihan et al., 2020).
Intervensi Berbasis Sekolah
- Program CBT Berbasis Sekolah: Menerapkan program CBT dalam lingkungan sekolah dapat membantu anak-anak dengan ASD mengelola kecemasan yang terkait dengan tugas akademik. Program-program ini sering mencakup komponen seperti eksperimen perilaku dan pelatihan regulasi emosi, yang dapat disesuaikan untuk mengatasi tantangan spesifik seperti belajar berhitung (Clarke et al., 2017) (Fujii et al., 2013).
- Keterlibatan Staf Sekolah: Melibatkan guru dan staf sekolah dalam proses intervensi dapat membantu menggeneralisasi keterampilan mengatasi di berbagai pengaturan. Konsistensi ini dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kemampuan anak untuk fokus pada tugas belajar (Fujii et al., 2013).
Strategi Berbasis Bukti
- Intervensi Perilaku: Profesional kesehatan mental berbasis sekolah dapat menggunakan strategi berbasis bukti untuk mengidentifikasi dan mengatasi gejala kecemasan pada siswa dengan autisme. Strategi ini mungkin termasuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menggunakan alat bantu visual untuk memfasilitasi pemahaman (Barna et al., 2023).
- Komponen CBT Modular: Komponen CBT Modular, seperti pendidikan afektif dan pembinaan sosial, dapat disesuaikan untuk membantu anak-anak dengan ASD mengelola kecemasan sambil mempelajari keterampilan baru. Komponen-komponen ini dapat diintegrasikan ke dalam rutinitas harian anak untuk memberikan dukungan berkelanjutan (Nadeau et al., 2015).
Sementara CBT dan intervensi berbasis sekolah efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan autisme adalah unik, dan intervensi mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan individu. Selain itu, sementara CBT telah menunjukkan harapan, CBT terutama efektif untuk anak-anak yang berfungsi tinggi dengan ASD, dan adaptasi mungkin diperlukan bagi mereka yang memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah (Wood et al., 2009) (Sukhodolsky et al., 2013). Penting juga untuk mempertimbangkan kesejahteraan anak secara keseluruhan dan untuk mengatasi kondisi komorbiditas lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan mereka.