Mengajar anak dengan autisme yang menghafal angka tanpa memahami konsep memerlukan pendekatan yang disesuaikan yang menekankan pemahaman konseptual daripada menghafal. Anak-anak dengan autisme sering menghadapi tantangan dalam memahami konsep abstrak, yang mengharuskan penggunaan metode pengajaran khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Integrasi teknik multisensori, alat bantu visual, dan kurikulum individual dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep matematika. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan metodologi efektif yang berasal dari makalah penelitian yang disediakan.
Pendekatan Pembelajaran Multisensori dan Visual
- NUMIKON dan PECS: Penggunaan alat multisensori seperti NUMIKON, yang menggabungkan elemen sentuhan dan visual, dapat membantu anak-anak dengan autisme mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang angka dan konsep matematika. Picture Exchange Communication System (PECS) juga dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran pada anak-anak non-verbal (Kudacheva, 2022).
- Flashcards: Alat bantu visual seperti kartu flash efektif dalam meningkatkan pemahaman matematika. Mereka memberikan paparan angka yang berulang dan konsisten, yang dapat membantu anak-anak dengan autisme membuat hubungan antara angka dan artinya mereka (Mustafa, 2024).
- Permainan Papan Linear: Melibatkan anak-anak dalam permainan papan linier yang menggabungkan angka dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang hubungan numerik. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk memvisualisasikan dan berinteraksi secara fisik dengan angka, meningkatkan genggaman konseptual mereka (Satsangi & Bofferding, 2017).
Metode Pengajaran Individual dan Terstruktur
- Program Pemulihan Matematika: Mengadaptasi program seperti Pemulihan Matematika, yang awalnya dirancang untuk anak-anak yang biasanya berkembang, dapat bermanfaat. Ini melibatkan pembuatan rencana pengajaran individual yang berfokus pada kebutuhan dan kemampuan spesifik setiap anak dengan autisme(Tzanakaki et al., 2014).
- Pendekatan Konkret-Representasial-Abstrak (CRA) : Pendekatan ini melibatkan pengajaran konsep matematika melalui manipulatif konkret, kemudian beralih ke tahap representasional (bergambar) dan akhirnya abstrak (simbolis). Transisi bertahap ini membantu anak-anak dengan autisme membangun pemahaman yang kuat tentang konsep matematika(Bae, 2017).
Menggabungkan Elemen Sosus dan Motivasi
- Pengaturan Kelompok Inklusif: Memasukkan anak-anak dengan autisme dalam kelompok dengan teman sebayanya yang neurotipikal dapat memberikan motivasi sosial dan peluang untuk pembelajaran observasional. Pengaturan ini dapat membantu menormalkan perilaku dan mendorong partisipasi dalam kegiatan kelompok (Kudacheva, 2022).
- Project MIND: Intervensi sistematis seperti Project MIND, yang berfokus pada membuat matematika tidak terlalu mengintimidasi dan lebih menarik, dapat meningkatkan kemampuan matematika dan kognitif pada anak-anak dengan autisme. Program ini menekankan pentingnya lingkungan belajar yang terstruktur dan suportif (Su et al., 2020).
Perspektif Alternatif
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan autisme adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari instruksi satu lawan satu, sementara yang lain mungkin berkembang dalam pengaturan kelompok. Selain itu, integrasi teknologi dan alat digital dapat menawarkan jalan baru untuk melibatkan anak-anak dengan autisme dalam pembelajaran matematika. Sangat penting bagi pendidik dan pengasuh untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu setiap anak, terus menyesuaikan pendekatan mereka untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran.