Menggunakan benda-benda konkret seperti kancing atau batu memang dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental dalam belajar berhitung, karena benda-benda ini memberikan pengalaman yang nyata dan kaya secara persepsi yang dapat meningkatkan pemahaman konsep numerik. Penggunaan manipulatif semacam itu didukung oleh berbagai penelitian, yang menyoroti peran mereka dalam memfasilitasi penghitungan dan pemahaman numerik, terutama untuk anak-anak dengan tantangan kognitif. Efektivitas alat-alat ini, bagaimanapun, dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kekayaan persepsi objek dan pengetahuan anak sebelumnya tentang mereka.
Kekayaan Perseptual dan Pengetahuan yang Tetap
- Objek yang kaya secara persepsi dapat meningkatkan kinerja penghitungan pada anak-anak dengan pengetahuan sebelumnya yang rendah tentang objek, karena mereka memberikan pengalaman menarik dan konkret yang dapat membuat konsep abstrak lebih mudah diakses (Petersen & McNeil, 2013).
- Sebaliknya, ketika anak-anak memiliki pengetahuan yang mapan tentang objek, objek kaya persepsi yang sama ini dapat menghambat kinerja, mungkin karena gangguan atau keakraban yang berlebihan yang mengurangi fokus belajar (Petersen & McNeil, 2013)].
Bahan Beton dan Gesture Priming
- Penggunaan benda fisik dalam mengajar berhitung dapat mempengaruhi gerakan dan bahasa yang digunakan anak dalam penjelasan selanjutnya, bahkan ketika objek tidak lagi ada. Ini menunjukkan bahwa pengalaman konkret dapat memunculkan proses kognitif yang mendukung pemahaman numerik (Manches & Dragomir, 2016).
- Efek priming seperti itu, meskipun kurang jelas, juga diamati dengan alat lain seperti garis angka, menunjukkan penerapan bahan beton yang lebih luas dalam meningkatkan kognisi numerik (Manches & Dragomir, 2016).
Aplikasi Praktis dan Studi Kasus
- Kegiatan yang melibatkan kerikil atau batu dapat sangat efektif dalam memperkenalkan anak-anak untuk berhitung, karena memungkinkan eksplorasi atribut fisik seperti bentuk dan berat, yang dapat dikaitkan dengan konsep numerik (White, 2015).
- Permainan sederhana menggunakan objek konkret telah terbukti secara signifikan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak-anak dengan cacat mental sedang, dengan perbaikan yang dipertahankan dari waktu ke waktu (McEvoy, 1992).
Pengembangan Kognitif dan Operasi Konkrit
- Instruksi yang melibatkan operasi konkret, seperti klasifikasi dan seriasi menggunakan manipulatif, telah terbukti menghasilkan keuntungan kognitif yang signifikan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan. Keuntungan ini seringkali lebih jelas daripada yang dicapai melalui instruksi konsep verbal dan angka tradisional (Perry, 1992).
- Pengembangan indra bilangan dan keterampilan aljabar dapat diperancah melalui penggunaan penghitung, yang membantu siswa memodelkan masalah bilangan kompleks dan transisi untuk memahami konsep abstrak (West, 2016).
Sementara penggunaan benda-benda konkret bermanfaat, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan tingkat kognitif anak-anak dengan keterbelakangan mental. Efektivitas alat-alat ini dapat bervariasi berdasarkan keakraban anak dengan objek dan kemampuan mereka untuk terlibat dengannya secara bermakna. Selain itu, sementara objek konkret dapat memberikan dasar untuk belajar, mereka harus diintegrasikan dengan metode instruksional lainnya untuk mengatasi beragam kebutuhan belajar anak-anak ini.