Pengulangan memainkan peran penting dalam mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk menulis, karena membantu memperkuat pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menulis dari waktu ke waktu. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi siswa dengan disabilitas intelektual, yang sering membutuhkan lebih banyak waktu dan latihan untuk menguasai keterampilan menulis. Pengulangan membantu dalam pengembangan kefasihan menulis, pemahaman, dan kemampuan untuk menghasilkan teks yang koheren. Efektivitas pengulangan dalam pengajaran menulis didukung oleh berbagai penelitian, yang menyoroti perannya dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa penyandang cacat intelektual. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana pengulangan berkontribusi pada instruksi menulis untuk siswa ini.
Pentingnya Pengulangan dalam Instruksi Menulis
- Penguatan Pembelajaran: Pengulangan membantu memperkuat pembelajaran keterampilan menulis dengan memberikan siswa berbagai kesempatan untuk berlatih dan menginternalisasi proses penulisan. Hal ini sangat penting bagi siswa dengan disabilitas intelektual, yang mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami konsep dan keterampilan menulis (Munhoz et al., 2022) (Rodgers & Loveall, 2022).
- Peningkatan Kefasihan Menulis: Latihan membaca dan menulis berulang telah terbukti meningkatkan kelancaran membaca, yang terkait erat dengan kefasihan menulis. Dengan terlibat dalam latihan berulang, siswa dapat mengembangkan otomatisitas dalam menulis, mengurangi beban kognitif dan memungkinkan mereka untuk fokus pada keterampilan menulis tingkat yang lebih tinggi (Strickland et al., 2020) (Dowhower, 1994).
- Peningkatan Kualitas Teks: Studi telah menunjukkan bahwa pengulangan dapat mengarah pada peningkatan kualitas teks tertulis, termasuk kompleksitas linguistik dan produksi konten. Hal ini menunjukkan bahwa tugas menulis berulang dapat membantu siswa menghasilkan tulisan yang lebih canggih dan koheren dari waktu ke waktu (Hemmen, 2015).
- Dukungan untuk Pemahaman dan Pengembangan Bahasa: Pengulangan dalam instruksi menulis juga dapat mendukung pengembangan bahasa dan keterampilan pemahaman. Dengan berulang kali terlibat dengan bahasa tertulis, siswa dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang struktur bahasa dan kosa kata, yang penting untuk penulisan yang efektif (Vehkakoski & Rantala, 2017) (Dowhower, 1994).
Metode dan Intervensi Memanfaatkan Pengulangan
- Koreksi Kesalahan Sistematis (SEC) : Penggunaan pembacaan berulang dengan koreksi kesalahan sistematis telah terbukti efektif dalam meningkatkan kelancaran membaca, yang pada gilirannya mendukung pengembangan penulisan. Metode ini melibatkan latihan berulang dengan umpan balik, membantu siswa memperbaiki kesalahan dan memperbaiki keterampilan menulis mereka (Strickland et al., 2020).
- Program Tulisan Tangan: Program seperti Tulisan Tangan Tanpa Air Mata® memasukkan pengulangan dalam kurikulum mereka untuk meningkatkan keterampilan tulisan tangan pada anak-anak penyandang cacat intelektual. Sesi latihan rutin membantu siswa mengembangkan keterampilan motorik halus dan otomatisitas tulisan tangan, yang merupakan dasar untuk menulis (Grindle et al., 2017).
- Pendekatan Multisensoris: Intervensi penulisan multisensori, seperti aplikasi seluler Wridy, menggunakan pengulangan bersama keterlibatan sensorik untuk mendukung perkembangan menulis pada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Pendekatan ini memberikan paparan berulang untuk tugas menulis dengan cara yang menarik dan dapat diakses oleh siswa (Wee et al., 2021).
Sementara pengulangan adalah alat yang ampuh dalam mengajar menulis kepada anak-anak penyandang cacat intelektual, penting untuk mempertimbangkan potensi pengurangan pengembalian jika tidak diterapkan dengan bijaksana. Ketergantungan yang berlebihan pada pengulangan tanpa variasi atau keterlibatan dapat menyebabkan penurunan motivasi dan minat dalam menulis tugas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyeimbangkan pengulangan dengan kegiatan menulis yang beragam dan merangsang untuk menjaga keterlibatan dan motivasi siswa (Hemmen, 2015). Selain itu, pendidik harus dilatih untuk mengenali kebutuhan individu siswa dan menyesuaikan strategi berbasis pengulangan untuk memaksimalkan efektivitas mereka (Vehkakoski & Rantala, 2017).