Pertanyaan apakah anak-anak dengan sindrom Down (DS) merasa lebih mudah membaca menggunakan metode visual atau fonetik adalah kompleks dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk perbedaan individu dan keterampilan spesifik yang ditargetkan. Penelitian menunjukkan bahwa metode visual dan fonetik memiliki kelebihan dan dapat bermanfaat bila digunakan dalam kombinasi. Anak-anak dengan DS sering memiliki keterampilan memori visual yang lebih kuat, yang dapat membuat metode visual efektif, tetapi mereka juga mendapat manfaat dari pendekatan fonetik yang meningkatkan kesadaran fonologis dan keterampilan decoding. Ini menunjukkan pendekatan hibrida mungkin paling efektif untuk pengembangan literasi pada anak-anak dengan DS.
Metode Visual
- Anak-anak dengan DS sering memiliki keterampilan visual yang lebih kuat daripada keterampilan verbal, yang dapat membuat metode visual, seperti pengenalan kata utuh, sangat efektif. Pendekatan ini memanfaatkan keterampilan memori visual mereka yang baik untuk memfasilitasi pembacaan (الحناوى, 2024) (Snowling & Henderson, 2008).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa dukungan ortografi, di mana anak-anak melihat kata-kata yang ditulis, membantu mereka mengingat dan mengenali kata-kata dengan lebih baik, bahkan jika mereka berjuang dengan bentuk fonologis (الحناوى, 2024).
- Metode visual juga dapat mengimbangi berkurangnya kejelasan pendengaran, karena informasi visual dapat meningkatkan persepsi ucapan yang dihasilkan oleh individu dengan DS (Hennequin et al., 2016).
Metode Fonetik
- Metode fonetik, yang berfokus pada kesadaran fonologis dan keterampilan decoding, juga bermanfaat. Anak-anak dengan DS telah menunjukkan kekuatan dalam membaca bukan kata dan kesadaran fonologis, menunjukkan bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari instruksi berbasis fonik (Muscat & Grech, 2023).
- Instruksi fonik telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca dan kesadaran fonologis pada anak-anak dengan DS, dengan intervensi terstruktur yang mengarah pada peningkatan signifikan dalam keterampilan melek huruf (Cologon et al., 2011) (Goetz et al., 2008).
- Pendekatan fonik berbasis ejaan telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS dapat belajar membaca dan mengeja kata-kata dengan pola frekuensi tinggi, menunjukkan bahwa fonik dapat menjadi metode yang efektif untuk mengajar membaca (Williams, 2012).
Pendekatan Hibrida
- Pendekatan hibrida yang menggabungkan metode visual dan fonetik mungkin paling efektif. Program literasi awal yang mengintegrasikan strategi kata utuh dan fonetik telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan melek huruf dan bahasa pada anak-anak dengan DS (Colozzo et al., 2016).
- Menggabungkan kesadaran fonologis, analisis kata, pelatihan kata penglihatan, dan membaca buku bersama dapat mendukung pengembangan literasi pada anak-anak dengan DS semuda tiga tahun (Colozzo et al., 2016).
- Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak dengan DS pada awalnya dapat mengambil manfaat dari strategi seluruh kata, menggabungkan pengetahuan fonik pada tahap selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan membaca mereka(Hughes, 2006).
Sementara metode visual memanfaatkan kekuatan anak-anak dengan DS dalam memori visual, metode fonetik mengatasi kesadaran fonologis dan keterampilan decoding mereka. Pendekatan hibrida yang menggabungkan kedua strategi dapat menawarkan dukungan paling komprehensif untuk pengembangan literasi pada anak-anak dengan DS. Pendekatan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, memungkinkan fleksibilitas dalam pengajaran dan memaksimalkan potensi keberhasilan membaca.