Metode Montessori semakin diakui sebagai pendekatan yang cocok untuk mengajar berhitung kepada anak-anak dengan autisme. Metode pendidikan ini menekankan pembelajaran individual, keterlibatan sensorik, dan kegiatan langsung, yang selaras dengan kebutuhan anak-anak autis. Pendekatan Montessori menyediakan lingkungan yang terstruktur namun fleksibel yang dapat memenuhi gaya belajar unik dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan autisme, terutama dalam berhitung. Bagian berikut akan mengeksplorasi kesesuaian metode Montessori untuk mengajar berhitung kepada anak-anak dengan autisme, didukung oleh bukti dari berbagai penelitian.
Pembelajaran Individu dan Keterlibatan Sensorik
- Pedagogi Montessori berfokus pada pembelajaran individual, memungkinkan anak-anak untuk maju dengan kecepatan mereka sendiri, yang bermanfaat bagi anak-anak autis yang mungkin memiliki kecepatan dan gaya belajar yang bervariasi (Pawluczuk-Solarz, 2024).
- Penggunaan materi sensorik dalam pendidikan Montessori, seperti set papan pembagian, membantu anak-anak dengan autisme memahami konsep matematika melalui pengalaman sentuhan dan visual, membuat ide-ide abstrak lebih konkret (Kiak et al., 2010) (Kee, 2007).
- Materi Montessori, seperti Lego untuk mempelajari pecahan, memberikan pendekatan langsung yang dapat sangat efektif untuk anak-anak dengan keterlambatan komunikasi, karena memungkinkan mereka untuk terlibat dengan konsep matematika secara non-verbal (Cipta et al., 2022).
Inklusivitas dan Kemampuan Beradaptasi
- Metode Montessori dapat disesuaikan dengan berbagai pengaturan, termasuk sekolah umum dan pusat terapi, sehingga dapat diakses oleh keluarga yang tidak mampu membayar sekolah Montessori tradisional (Pawluczuk-Solarz, 2024).
- Pendekatan inklusif Montessori sejalan dengan ideologi inklusi, mendukung anak-anak dengan autisme di lingkungan pendidikan arus utama melalui pembelajaran berbasis permainan, yang sangat penting untuk mengembangkan pengaturan diri dan keterampilan modifikasi perilaku (Marks, 2016).
- Kemampuan beradaptasi prinsip-prinsip Montessori terhadap pengaturan non-tradisional menyoroti potensinya untuk memberi manfaat bagi anak-anak yang lebih luas, termasuk mereka yang berada di spektrum autisme, dengan melestarikan prinsip inti seperti aktivitas individu dan pengembangan holistik (Pawluczuk-Solarz, 2024).
Bukti Empiris dan Studi Kasus
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme dapat meningkatkan kemahiran matematika mereka melalui metode Montessori, sebagaimana dibuktikan dengan tingkat kelulusan yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol (Faryadi, 2017).
- Studi kasus menunjukkan efektivitas materi Montessori, seperti set papan divisi, dalam mengajarkan operasi aritmatika yang kompleks seperti pembagian kepada anak-anak dengan autisme, yang biasanya dianggap menantang (Kiak et al., 2010).
- Fokus metode Montessori pada keterampilan hidup praktis dan kebiasaan budaya lebih lanjut mendukung pengembangan keterampilan berhitung pada anak-anak autis, karena mengintegrasikan matematika ke dalam kegiatan sehari-hari (Yunitasari et al., 2023).
Sementara metode Montessori menunjukkan harapan dalam mengajar berhitung kepada anak-anak dengan autisme, penting untuk mempertimbangkan pendekatan alternatif dan perlunya studi berbasis bukti yang lebih banyak. Program berhitung lainnya, seperti Pemulihan Matematika, juga telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan matematika pada anak-anak autis, menunjukkan bahwa kombinasi metode mungkin bermanfaat (Tzanakaki et al., 2014). Selain itu, aspek terapeutik pembelajaran matematika, yang melibatkan organisasi mental, sangat penting untuk anak-anak dengan autisme, menunjukkan bahwa metode Montessori harus menjadi bagian dari strategi pendidikan yang lebih luas (“Teaching Mathematics to Children With Autism”, 2022). Secara keseluruhan, meskipun metode Montessori cocok, penelitian dan adaptasi berkelanjutan diperlukan untuk mengoptimalkan efektivitasnya bagi pelajar autis.