Mengajar anak autis untuk mengenali huruf melibatkan penggunaan strategi dan alat khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme sering menghadapi tantangan dalam akuisisi literasi karena gangguan perhatian dan kesulitan dalam interaksi sosial. Namun, berbagai metode telah dikembangkan untuk mengatasi tantangan ini secara efektif. Metode-metode ini termasuk penggunaan kartu flash, instruksi berbantuan komputer, dan model literasi khusus, masing-masing menawarkan manfaat unik dalam meningkatkan keterampilan pengenalan huruf di antara anak-anak dengan autisme. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan alat utama yang berasal dari makalah penelitian.
Media Flashcard
- Kartu flash telah terbukti efektif dalam meningkatkan pengenalan huruf di antara anak-anak dengan autisme dengan meningkatkan memori visual. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kartu flash dengan pendekatan maksimalisasi memori secara signifikan meningkatkan jumlah huruf yang dikenali oleh anak-anak dari 2 menjadi 9 huruf setelah intervensi (Subaihah et al., 2023).
- Metode ini berfokus pada pembelajaran visual, yang seringkali merupakan kekuatan bagi anak-anak dengan autisme, menjadikannya alat yang menarik dan efektif untuk mengajar huruf.
Instruksi Berbantuan Komputer
- Teknologi komputer menawarkan pendekatan yang fleksibel dan adaptif untuk mengajar membaca dan pengenalan huruf. Hal ini memungkinkan pengalaman belajar individual yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap anak (Guseva, 2020).
- Sebuah studi yang membandingkan instruksi tradisional yang dipimpin guru dengan instruksi berbantuan komputer menemukan kedua metode tersebut efektif dalam meningkatkan pengenalan alfabet, dengan tingkat perhatian yang tinggi dan tingkat perilaku yang tidak diinginkan pada anak-anak (Travers et al., 2011).
Pencocokan Auditori-Visual
- Mengajar pencocokan pendengar-visual huruf secara online telah terbukti meningkatkan kemampuan penamaan huruf pada anak-anak dengan autisme. Metode ini melibatkan anak-anak memilih huruf yang benar dari satu set ketika namanya didikte, yang membantu memperkuat hubungan antara representasi visual dan pendengaran huruf (Chizzolini & Postalli, 2023).
4 Blok Model Literasi
- Model 4 Blok Literasi, yang mencakup “Bekerja dengan Kata-kata” dan “Membaca Buku Bersama,” telah efektif dalam mengajarkan pengenalan alfabet dan korespondensi huruf-suara. Model ini mendukung instruksi literasi yang muncul dan telah menunjukkan peningkatan dalam pengenalan alfabet di antara anak-anak dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks, termasuk autisme (Manoharan et al., 2022).
Komunikasi Augmentatif dan Alternatif (AAC)
- Untuk anak-anak dengan sedikit atau tanpa bicara, menggunakan sistem AAC di samping instruksi literasi sistematis dapat memfasilitasi pembelajaran korespondensi huruf-suara. Pendekatan ini telah efektif bahkan untuk pelajar yang lebih tua, menunjukkan bahwa kemajuan dalam keterampilan melek huruf dapat dicapai dengan intervensi yang tepat (Caron et al., 2022).
Aplikasi Seluler
- Aplikasi seluler yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan autisme dapat memberikan cara interaktif dan menarik untuk belajar huruf. Aplikasi ini sering menggabungkan permainan dan piktogram, yang dapat membantu dalam menjaga minat dan motivasi anak (Gobbo et al., 2018).
Meskipun metode ini telah menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak dengan autisme. Beberapa anak mungkin merespons alat bantu visual seperti kartu flash dengan lebih baik, sementara yang lain mungkin mendapat manfaat lebih dari pembelajaran berbasis komputer interaktif. Selain itu, keterlibatan anggota keluarga dan pendidik dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas intervensi ini. Sangat penting untuk mengadopsi pendekatan yang fleksibel dan terbuka untuk mencoba metode yang berbeda untuk menemukan yang paling cocok untuk setiap anak.