Memotivasi anak dengan keterbelakangan mental untuk belajar berhitung melibatkan penggunaan strategi pendidikan yang disesuaikan yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa metode interaktif dan menarik, seperti instruksi berbantuan komputer, alat bantu pengajaran manipulatif, dan sistem pembelajaran interaktif, dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan menghitung pada anak-anak dengan cacat intelektual. Metode ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih mudah diakses tetapi juga lebih menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan alat efektif yang diidentifikasi dalam penelitian untuk memotivasi anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk belajar berhitung.
Instruksi Berbantuan Komputer (CAI)
- Game Pendidikan GEMA: Penggunaan game edukasi berbasis CAI, seperti GEMA, telah terbukti meningkatkan keterampilan aritmatika sederhana pada siswa dengan keterbelakangan mental ringan. Studi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skor pasca-tes dibandingkan dengan skor pra-tes, menunjukkan efektivitas pendekatan interaktif ini dalam meningkatkan keterampilan berhitung (Dico et al., 2023).
- Sistem Pembelajaran Angka Interaktif: Sistem ini mengintegrasikan berbagai gaya belajar (visual, pendengaran, kinestetik) untuk memenuhi beragam kebutuhan anak-anak dengan gangguan mental. Dengan menggunakan sensor dan umpan balik audio, sistem ini memberikan cara yang menarik bagi anak-anak untuk belajar angka, yang dapat memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar (Dangeti et al., 2013).
Alat Bantu Pengajaran Manipulatif
- Blok Angka: Bermain dengan blok angka, alat yang terinspirasi Montessori, membantu anak-anak memahami konsep matematika melalui interaksi langsung. Metode ini telah terbukti meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan keterbelakangan mental dengan memungkinkan mereka untuk memanipulasi secara fisik dan mengeksplorasi angka-angka (A’tiana et al., 2021).
- Media Pembelajaran Kotak Hitung: Meskipun terutama digunakan untuk anak-anak dengan cerebral palsy, kotak penghitungan juga dapat disesuaikan untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental. Alat-alat ini memberikan cara nyata bagi anak-anak untuk terlibat dengan angka, membuat konsep abstrak lebih konkret dan dapat dimengerti (Rizky et al., 2024).
Desain Interaktif dan Berpusat pada Pengguna
- Media Pembelajaran Berpusat pada Pengguna: Merancang media pembelajaran dengan fokus pada kebutuhan anak-anak penyandang cacat intelektual dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar mereka. Dengan menciptakan desain interaktif yang disesuaikan dengan kemampuan anak-anak, pendidik dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif (Finandhita & Octaviana, 2023).
- Alat Bantu Pengajaran Manipulatif: Penggunaan alat bantu pengajaran manipulatif telah terbukti meningkatkan kemampuan numerik pada anak-anak penyandang cacat. Alat bantu ini memungkinkan anak-anak berinteraksi secara fisik dengan angka, yang dapat membantu mereka lebih memahami dan mempertahankan konsep matematis (Sugiman et al., 2019).
Instruksi Terstruktur dan Eksplisit
- Pelatihan Eksplisit dan Lulusan: Program yang memberikan pelatihan eksplisit, intensif, dan bertingkat dalam menghitung dan subitisasi telah efektif dalam meningkatkan keterampilan matematika pada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Intervensi terstruktur semacam itu dapat disesuaikan untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk meningkatkan kemampuan menghitung mereka (Bazire et al., 2023).
- Program Pengajaran Sistematis: Menerapkan program pengajaran sistematis yang berfokus pada prosedur penghitungan dapat mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan menghitung anak-anak penyandang cacat intelektual. Program-program ini sering melibatkan instruksi langsung dan latihan berulang, yang sangat penting untuk perolehan keterampilan (Brugnera et al., 2013).
Meskipun metode ini telah menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Beberapa anak mungkin merespons alat bantu visual dengan lebih baik, sementara yang lain mungkin mendapat manfaat lebih dari alat pembelajaran pendengaran atau kinestetik. Selain itu, keterlibatan pengasuh dan pendidik dalam proses pembelajaran sangat penting untuk memberikan dukungan dan dorongan yang konsisten. Dengan menggabungkan strategi ini dengan lingkungan belajar yang mendukung, anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat dimotivasi secara efektif untuk belajar berhitung.