Menentukan kapan seorang anak dengan keterbelakangan mental siap untuk belajar berhitung melibatkan penilaian keterampilan berhitung awal mereka dan memahami perkembangan kognitif mereka. Anak-anak dengan disabilitas intelektual (ID) sering menunjukkan proses belajar yang lebih lambat, dan kesiapan mereka untuk belajar berhitung dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia mental, metode instruksional, dan keterlibatan dengan media pembelajaran interaktif. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi terstruktur dan kurikulum individual dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan ID, menunjukkan kesiapan untuk menghitung ketika keterampilan dasar tertentu hadir.
Usia Mental dan Keterampilan Berhitung Awal
- Penelitian telah menunjukkan bahwa usia mental memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan berhitung dini pada anak-anak cacat intelektual. Anak-anak dengan usia mental 4 hingga 7 tahun menunjukkan berbagai tingkat kesiapan untuk menghitung, dengan perbedaan signifikan yang diamati di seluruh kelompok usia mental (Charitaki et al., 2023).
- Tes Berhitung Awal Utrecht telah digunakan untuk menilai keterampilan ini, mengungkapkan bahwa anak-anak dengan usia mental yang lebih tinggi cenderung berkinerja lebih baik dalam tugas-tugas berhitung awal, menunjukkan kesiapan yang lebih besar untuk belajar berhitung (Charitaki et al., 2023).
Metode Instruksional dan Keterlibatan
- Media pembelajaran interaktif yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan cacat intelektual ringan dapat meningkatkan keterlibatan dan memfasilitasi pembelajaran operasi penghitungan. Penggunaan metode desain yang berpusat pada pengguna telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam penyelesaian tugas, menunjukkan kesiapan untuk menghitung ketika anak-anak berhasil berinteraksi dengan media tersebut (Finandhita & Octaviana, 2023).
- Studi observasional dalam pengaturan pendidikan khusus telah menyoroti pentingnya melibatkan metode instruksional, seperti menggunakan manipulatif dan teknologi, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan kesiapan untuk menghitung (“An Observation Study of Mathematics Instruction for Students with IDD in Grades K-2”, 2022).
Intervensi Terstruktur dan Kurikulum Individual
- Program intervensi terstruktur telah efektif dalam meningkatkan keterampilan berhitung dini pada anak-anak dengan cacat intelektual sedang. Program-program ini sering mencakup instruksi sistematis dan pelajaran berbasis cerita yang menarik, yang dapat menunjukkan kesiapan untuk menghitung ketika anak-anak menunjukkan perolehan keterampilan yang signifikan (Jimenez & Kemmery, 2013).
- Kurikulum berhitung individual, seperti adaptasi dari program Pemulihan Matematika, telah menunjukkan peningkatan keterampilan berhitung pasca-intervensi, menunjukkan bahwa anak-anak siap untuk belajar berhitung ketika mereka menunjukkan kemajuan dalam ukuran berhitung standar (Tzanakaki et al., 2014).
Umpan Balik dan Pengamatan
- Umpan balik dari siswa dan orang tua yang terlibat dalam intervensi keterampilan berhitung telah positif, dengan laporan ketekunan keterampilan pasca-intervensi. Umpan balik ini dapat menjadi indikator berharga dari kesiapan anak untuk belajar berhitung, karena mencerminkan keterlibatan anak dan efektivitas metode instruksional (Kumas & Yıldırım, 2024).
Sementara intervensi terstruktur dan media interaktif dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu di antara anak-anak dengan cacat intelektual. Beberapa anak mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan pendekatan yang disesuaikan untuk mencapai kesiapan untuk menghitung, dan penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting. Selain itu, membuat angka bermakna dan menyederhanakan tugas dapat membantu dalam proses pembelajaran, memastikan keberhasilan di setiap tahap (McEvoy & McConkey, 2009).