Keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual, ditandai dengan kemampuan intelektual dan kognitif di bawah rata-rata, yang secara signifikan berdampak pada proses belajar anak, termasuk keterampilan berhitung. Anak-anak dengan cacat intelektual, seperti mereka yang menderita sindrom Down, sering menghadapi tantangan dalam memperoleh keterampilan numerik dasar, yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari dan kesuksesan akademik. Tantangan ini diperparah oleh kesulitan dalam memori, pemrosesan bahasa, dan kemampuan untuk menerapkan konsep yang dipelajari dalam konteks yang berbeda. Bagian berikut mengeksplorasi bagaimana keterbelakangan mental mempengaruhi berhitung pada anak-anak dan intervensi yang dapat mendukung pembelajaran mereka.
Tantangan Kognitif dalam Berhitung
- Anak-anak dengan cacat intelektual, termasuk mereka yang menderita sindrom Down, sering berjuang dengan keterampilan numerik dasar seperti menghitung dan diskriminasi angka. Kesulitan-kesulitan ini terkait dengan tantangan dalam memori jangka pendek dan sistem berbasis bahasa, yang sangat penting untuk memproses informasi numerik (Onnivello et al., 2019) (Camos, 2009).
- Anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin memiliki lintasan pembelajaran yang berbeda untuk memahami konsep matematika. Misalnya, mereka mungkin mengandalkan penambahan berulang untuk perkalian, yang menunjukkan kesalahpahaman konseptual tetapi menunjukkan kemampuan mereka untuk membangun strategi pribadi (Eliasa, 2023).
- Pemahaman persepsi tentang angka dan tugas aritmatika dapat menjadi masalah, karena anak-anak penyandang cacat intelektual dapat menafsirkan angka secara berbeda, mempengaruhi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah matematika (Suzumura, 1994).
Intervensi Efektif dan Strategi Pengajaran
- Media pembelajaran interaktif dan individual dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman konsep matematika untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual. Misalnya, menggunakan pendekatan desain yang berpusat pada pengguna untuk membuat alat pembelajaran interaktif telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam melibatkan anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan dalam operasi penghitungan angka (Finandhita & Octaviana, 2023).
- Kurikulum berhitung terstruktur, seperti program Pemulihan Matematika yang disesuaikan, telah menunjukkan peningkatan keterampilan berhitung di antara anak-anak dengan cacat intelektual yang parah. Program-program ini berfokus pada pengajaran individual dan telah menunjukkan manfaat berkelanjutan dari waktu ke waktu (Tzanakaki et al., 2014).
- Game terkomputerisasi seperti “The Number Race” telah efektif dalam meningkatkan keterampilan numerik spesifik pada anak-anak dengan sindrom Down, menyoroti potensi intervensi berbasis teknologi dalam mendukung perkembangan berhitung (Sella et al., 2021).
Faktor Perilaku dan Motivasi
- Keberhasilan anak-anak penyandang cacat intelektual dalam tugas-tugas aritmatika sangat dipengaruhi oleh tingkat pengaturan diri, motivasi, dan metakognisi mereka. Mendorong proses ini sangat penting untuk memaksimalkan potensi mereka dalam berhitung (Suzumura, 1994).
- Keakraban dengan konteks kehidupan sehari-hari dan penggunaan strategi yang diketahui dapat membantu dalam menyelesaikan tugas aritmatika, meskipun mentransfer keterampilan ini untuk menguji situasi tetap menantang (Suzumura, 1994).
Sementara tantangan yang dihadapi oleh anak-anak penyandang cacat intelektual dalam berhitung sangat signifikan, penelitian menunjukkan bahwa dengan intervensi dan strategi pengajaran yang tepat, anak-anak ini dapat membuat kemajuan yang berarti. Penggunaan alat pembelajaran interaktif dan individual, kurikulum terstruktur, dan intervensi berbasis teknologi dapat membantu menjembatani kesenjangan dalam keterampilan berhitung. Namun, sangat penting untuk mempertimbangkan lintasan pembelajaran individu dan tantangan kognitif setiap anak untuk menyesuaikan intervensi secara efektif. Selain itu, mendorong motivasi dan pengaturan diri dapat lebih meningkatkan hasil belajar mereka.
Referensi