Mengajar anak dengan sindrom Down untuk menghitung melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan teknologi, materi manipulatif, dan strategi pendidikan yang disesuaikan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom Down sering menghadapi tantangan dalam berhitung karena perbedaan kognitif dan perkembangan, tetapi dengan intervensi yang tepat, kemajuan yang signifikan dapat dibuat. Bagian berikut menguraikan metode dan alat yang efektif untuk mengajar berhitung kepada anak-anak dengan sindrom Down.
Instruksi Berbantuan Komputer (CAI)
-
GEMA dan The Number Race: Studi telah menunjukkan bahwa instruksi yang dibantu komputer dapat bermanfaat. Permainan GEMA, berdasarkan CAI, secara signifikan meningkatkan keterampilan aritmatika pada siswa dengan keterbelakangan mental ringan, menunjukkan potensinya untuk anak-anak dengan sindrom Down (Dico et al., 2023). Demikian pula, game “The Number Race” menunjukkan peningkatan dalam keterampilan numerik spesifik dan perhitungan mental untuk anak-anak dengan sindrom Down, meskipun perbedaan skor berhitung secara keseluruhan lemah (Sella et al., 2021).
-
Aplikasi MATHEMA: Aplikasi MATHEMA, yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan sindrom Down, mencakup fitur interaktif untuk mempelajari konsep angka, urutan, dan operasi dasar. Ini telah divalidasi sebagai efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika, menjadikannya alat yang berharga bagi pendidik (Amatullah et al., 2023).
Bahan Manipulatif
-
Batang Cuisenaire yang Diadaptas: Penggunaan batang Cuisenaire yang diadaptasi telah terbukti memfasilitasi pembelajaran dekomposisi angka pada anak-anak dengan sindrom Down. Materi ini membantu mengatasi kesulitan dalam manipulasi dan abstraksi, penting untuk memahami konsep matematika dasar (Vaudano et al., 2022).
-
Bahan Multi-sensori: Memasukkan materi multi-sensorik dalam pengajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar untuk anak-anak dengan sindrom Down. Materi ini memenuhi kebutuhan spesifik mereka dan telah efektif dalam mengajarkan konsep aritmatika (Tabaka et al., 2021).
Berhitung Awal dan Pemahaman Konseptual
-
Prinsip Korespondensi Satu-ke-satu: Memahami prinsip korespondensi satu-ke-satu adalah dasar untuk menghitung. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom Down mungkin memahami prinsip ini tetapi berjuang dengan pengembangan kosakata, yang sangat penting untuk kemampuan berhitung (Abreu-Mendoza & Arias-Trejo, 2017).
-
Diskriminasi Kuantitas: Kesadaran dini akan diskriminasi kuantitas dan jumlah sangat penting. Program yang berfokus pada keterampilan ini dapat memberikan dasar yang kuat untuk pembelajaran matematika di kemudian hari, meskipun bidang ini sering diabaikan dalam kurikulum untuk anak-anak dengan sindrom Down (Porter, 2019).
Tantangan dan Intervensi
-
Memori Jangka Pendek dan Keahlian Guru: Tantangan seperti defisit memori jangka pendek dan kurangnya keahlian guru dapat menghambat pemahaman berhitung. Intervensi harus memanfaatkan pengetahuan siswa yang ada dan menggabungkan unsur-unsur kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman (“Early Numeracy Challenges and Interventions for Students with Down Syndrome: A Scoping Review”, 2023).
-
Tren Pendidikan dan Penelitian Inklusif: Ada tren yang berkembang dalam penelitian yang berfokus pada pendidikan inklusif dan penggunaan teknologi untuk mengajar matematika kepada anak-anak dengan sindrom Down. Studi-studi ini menekankan pentingnya strategi pendidikan yang disesuaikan dan potensi teknologi untuk mendukung pembelajaran (Baglama, 2019).
Sementara metode dan alat ini memberikan strategi yang efektif untuk mengajar menghitung kepada anak-anak dengan sindrom Down, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dan menyesuaikan pendekatan yang sesuai. Integrasi teknologi, materi manipulatif, dan fokus pada konsep dasar dapat secara signifikan meningkatkan hasil pembelajaran. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efektivitas jangka panjang dari intervensi ini dan untuk mengembangkan strategi baru yang memenuhi beragam kebutuhan anak-anak dengan sindrom Down.
