Membangun kebiasaan menulis pada anak dengan sindrom Down melibatkan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan kognitif dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang disesuaikan, alat pendukung, dan praktik pendidikan inklusif dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan menulis pada anak-anak dengan sindrom Down. Strategi ini berfokus pada memanfaatkan kekuatan anak, mengatasi kebutuhan spesifik mereka, dan menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Di bawah ini adalah strategi dan pertimbangan utama untuk menumbuhkan kebiasaan menulis pada anak-anak dengan sindrom Down.
Intervensi yang Disesuaikan
- Neurolinguistik Diskursif dan Teori Historis-Budaya: Kerangka kerja ini menekankan pentingnya memahami kebutuhan individu anak-anak dengan sindrom Down dan mengadaptasi metode pengajaran yang sesuai. Kegiatan harus bermakna dan relevan secara kontekstual untuk membantu anak-anak menginternalisasi struktur sistem penulisan alfabet (Moraes, 2020).
- Strategi Intervensi Empat Langkah: Ini termasuk pemanasan motorik halus, pengenalan huruf, latihan terpandu, dan latihan pensil kertas. Intervensi terstruktur semacam itu dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down belajar menulis huruf atau kata-kata tertentu, seperti yang ditunjukkan dalam studi kasus di mana seorang anak berhasil belajar menulis huruf “H” (Echee & Shaik-Abdullah, 2020).
Penggunaan Alat Bantu
- Gengkeraman Menulis: Gengkeraman pena khusus dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down mengatasi masalah ketangkasan, memungkinkan mereka untuk menulis dengan lebih nyaman dan untuk waktu yang lebih lama. Alat ini dirancang untuk mengurangi kelelahan menulis dan meningkatkan kualitas tulisan tangan (AlBeeshi et al., 2020).
- Alat dan Teknologi Digital: Menggabungkan teknologi, seperti perangkat lunak prediksi kata, dapat mendukung pengembangan penulisan dengan membantu pembuatan ide dan meningkatkan kelancaran dan mekanisme penulisan. Alat-alat ini harus dipasangkan dengan instruksi eksplisit untuk memaksimalkan efektivitasnya (Rowland et al., 2021).
Pendekatan Multisensori dan Kolaboratif
- Tulisan Tangan Tanpa Air Mata (HWT) : Program multisensori ini telah menunjukkan hasil positif dalam melibatkan anak-anak dengan sindrom Down dalam kegiatan tulisan tangan. Ini menekankan pembelajaran langsung dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu (Patton & Hutton, 2017).
- Intervensi Kolaborasi: Melibatkan guru, orang tua, dan terapis okupasi dalam proses intervensi dapat mengatasi kebutuhan kompleks yang terkait dengan postur, genggaman pensil, dan keterampilan dasar lainnya yang diperlukan untuk menulis (Patton & Hutton, 2016).
Keterampilan Fonologis dan Metafonologis
- Pelatihan Kesadaran Fonologis: Mengajar nama dan suara huruf, bersama dengan keterampilan metafonologis, dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down memahami prinsip alfabet dan mengembangkan keterampilan membaca dan menulis awal (Barby, 2016).
- Pendekatan Literasi Emergent: Pendekatan yang lebih luas ini mencakup pengembangan keterampilan visual-spasial dan visual-perseptual, yang sangat penting untuk kesiapan menulis (Salis, 2017).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk membangun kebiasaan menulis pada anak-anak dengan sindrom Down, penting untuk mengenali variabilitas individu di antara anak-anak ini. Setiap anak dapat merespons intervensi secara berbeda, dan penilaian berkelanjutan dan adaptasi strategi sangat penting. Selain itu, membina lingkungan yang mendukung dan inklusif yang mendorong interaksi teman sebaya dan motivasi dapat lebih meningkatkan pengalaman belajar untuk anak-anak dengan sindrom Down.