Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering menghadapi tantangan dalam memahami dan melaksanakan tugas menulis dibandingkan dengan teman sebayanya tanpa ADHD. Kesulitan ini dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk defisit dalam integrasi visual-motorik, memori kerja, dan fungsi eksekutif, yang sangat penting untuk menulis. Tantangan-tantangan ini terwujud dalam berbagai aspek penulisan, seperti keterbacaan tulisan tangan, ejaan, dan pengaturan konten tertulis. Bagian berikut menyelidiki bidang-bidang khusus ini untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak hiperaktif secara tertulis.
Integrasi Visual-Motor dan Tulisan Tangan
- Anak-anak dengan ADHD menunjukkan keterbacaan tulisan tangan yang lebih lemah, terutama dalam pembentukan kata, dibandingkan dengan teman sebayanya. Ini terkait dengan defisit dalam integrasi motorik visual (VMI), yang penting untuk mengoordinasikan persepsi visual dengan kontrol motorik selama tugas penulis (Farhangnia et al., 2020).
- Terlepas dari tantangan ini, kecepatan tulisan tangan pada anak-anak dengan ADHD tidak berbeda secara signifikan dari teman sebaya mereka, menunjukkan bahwa masalah utama terletak pada kualitas daripada kecepatan penulisan (Farhangnia et al., 2020).
Memori Kerja dan Kualitas Penulisan
- Memori kerja (WM) memainkan peran penting dalam menulis, dan anak-anak dengan ADHD sering mengalami gangguan WM, yang memengaruhi kemampuan menulis mereka. Mereka cenderung membuat lebih banyak kesalahan ejaan, dan kualitas tulisan mereka umumnya lebih buruk daripada rekan-rekan mereka (Capodieci et al., 2019) (Capodieci, 2018).
- Kehadiran beban WM verbal atau visuospasial bersamaan semakin memperburuk kesulitan menulis, yang menyebabkan peningkatan kesalahan fonologis dan non-fonologis (Capodieci et al., 2019).
Ketidakmampuan Belajar Menulis
- Ada korelasi yang signifikan antara ADHD dan ketidakmampuan belajar menulis (WLD), dengan anak-anak dengan ADHD lebih cenderung menunjukkan kesulitan menulis. Ini termasuk masalah dengan ejaan, tata bahasa, dan kohesi keseluruhan konten tulis (Mitchnick et al., 2017).
- Kehadiran WLD pada anak-anak dengan ADHD menunjukkan bahwa kesulitan menulis mereka tidak semata-mata karena ADHD tetapi mungkin juga melibatkan gangguan belajar komorbidit (Kim et al., 2013).
Keterampilan Menulis dan Organisasi Ekspresif
- Anak-anak dengan ADHD dapat menghasilkan ide-ide yang sebanding dengan teman sebayanya tetapi berjuang untuk mengatur ide-ide ini menjadi potongan-potongan tertulis yang koheren. Kesulitan ini diperparah oleh ketidakmampuan mereka untuk secara bersamaan fokus pada konten dan ejaan, yang menyebabkan banyak kesalah (Re et al., 2007).
- Tahap perkembangan penulisan, dari fonologis hingga ortografi, menghadirkan tantangan khusus bagi anak-anak dengan ADHD, yang mungkin kesulitan untuk maju melalui tahapan ini secara efektif (Re et al., 2007).
Sementara anak-anak dengan ADHD menghadapi tantangan yang signifikan dalam menulis, intervensi yang berfokus pada peningkatan integrasi visual-motorik, memori kerja, dan keterampilan organisasi dapat membantu mengurangi kesulitan ini. Selain itu, memahami peran ketidakmampuan belajar komorbid sangat penting untuk mengembangkan strategi pendidikan yang efektif. Penting untuk dicatat bahwa sementara ADHD dikaitkan dengan kesulitan menulis, tidak semua anak dengan ADHD akan mengalami tantangan ini pada tingkat yang sama, dan perbedaan individu harus dipertimbangkan dalam perencanaan pendidikan.