Menentukan kapan seorang anak dengan autisme siap belajar berhitung melibatkan penilaian berbagai faktor kognitif dan perkembangan. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering menunjukkan beragam kemampuan dalam berhitung, dipengaruhi oleh profil kognitif unik mereka. Kesiapan untuk belajar menghitung dapat diukur dengan mengevaluasi rasa angka, representasi besaran, dan kompetensi numerik awal mereka. Faktor-faktor ini sangat penting dalam memahami kesiapan mereka untuk menghitung dan dapat didukung oleh intervensi pendidikan yang disesuaikan.
Indera Angka dan Kemampuan Kognitif
- Angka Sense: Anak-anak dengan autisme mungkin memiliki berbagai tingkat indra angka, yang merupakan keterampilan dasar untuk menghitung. Ini termasuk memahami ukuran angka, arti angka dan simbol, dan kemampuan estimasi. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan ini dapat lebih rendah pada anak-anak dengan autisme dibandingkan dengan teman sebaya mereka, dan mereka bervariasi secara signifikan di antara individu tergantung pada keterampilan komunikasi dan konsentrasi mereka (Husna et al., 2022).
- Kemampuan Kognitif: Keterampilan kognitif seperti memori kerja, kontrol penghambatan, dan kecerdasan nonverbal berperan dalam kesiapan anak untuk belajar berhitung. Anak-anak dengan autisme sering mengalami tantangan di bidang ini, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami konsep numerik (Li et al., 2023).
Kompetensi Numerik Awal
- Representasi Besarta: Ini adalah kemampuan numerik mendasar yang muncul sejak dini dan terkait dengan pembelajaran matematika formal. Anak-anak dengan autisme mungkin menunjukkan representasi besarnya yang lebih lemah, yang dapat menjadi indikator kesiapan mereka untuk belajar berhitung. Kemampuan ini melibatkan membandingkan jumlah tanpa menghitung dan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berhitung (Li et al., 2023).
- Kinerja Prasekolar: Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme dapat memiliki kompetensi numerik awal yang serupa dengan rekan-rekan mereka yang biasanya berkembang, seperti subitisasi verbal dan operasi aritmatika dasar. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa anak dengan autisme mungkin siap untuk belajar berhitung pada usia prasekolah, meskipun perbedaan individu sangat signifikan (Titeca et al., 2017).
Teknologi Pembelajaran Bantu
- Aplikasi Pembelajaran Seluler: Penggunaan teknologi pembelajaran bantu, seperti aplikasi seluler, dapat mendukung anak-anak dengan autisme dalam mengembangkan keterampilan berhitung. Alat-alat ini memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan dapat membantu menjaga konsistensi pendidikan, terutama di lingkungan yang terganggu. Aplikasi seperti TalNA menawarkan konten khusus dan pemantauan kemajuan jarak jauh, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan autisme (Kamaruzaman et al., 2023) (Kamaruzaman et al., 2017).
- Alat Visual Dinamis: Alat digital yang dirancang dengan visual dinamis dapat meningkatkan lingkungan belajar untuk anak-anak dengan autisme, membuat penghitungan lebih mudah diakses dan menarik. Alat-alat ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak, mendukung kesiapan mereka untuk belajar berhitung (Kamaruzaman & Azahari, 2014) (Ehsan, 2014).
Sementara banyak anak dengan autisme mungkin menghadapi tantangan dalam mengembangkan keterampilan berhitung, beberapa menunjukkan kemampuan luar biasa dalam aritmatika, menyoroti keragaman saraf dalam populasi ini. Misalnya, anak-anak tertentu dengan autisme dapat menunjukkan keterampilan aritmatika tingkat lanjut meskipun ada tantangan kognitif dan bahasa lainnya, menunjukkan bahwa kesiapan untuk belajar berhitung dapat sangat berbeda(Zhao et al., 2024). Keragaman ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan dan intervensi pendidikan individual untuk mendukung perjalanan belajar unik setiap anak.