Berurusan dengan anak autis yang sangat pilih-pilih tentang makanan membutuhkan pendekatan multifaset yang membahas aspek sensorik dan perilaku selektivitas makanan. Anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) sering menunjukkan selektivitas makanan karena sensitivitas sensorik dan tantangan perilaku, yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan berdampak pada kesehatan dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Strategi yang efektif melibatkan kombinasi intervensi perilaku, manajemen nutrisi, dan keterlibatan keluarga untuk meningkatkan penerimaan makanan dan memastikan nutrisi seimbang.
Intervensi Perilaku
- Pendekatan Multikomponen: Menerapkan intervensi multikomponen, seperti pemudaran stimulus dan penguatan positif, dapat secara signifikan meningkatkan penerimaan makanan pada anak-anak dengan ASD. Teknik-teknik ini secara bertahap memperkenalkan tekstur dan makanan baru, mengurangi kesulitan waktu makan dan meningkatkan variasi makanan yang dikonsumsi (Maggio et al., 2024).
- Analisis Perilaku Terapan (ABA) : Intervensi ABA telah terbukti efektif dalam mengatasi selektivitas makanan dengan menggunakan teknik terstruktur untuk mendorong penerimaan makanan baru. Pendekatan ini melibatkan desensitisasi sistematis terhadap tekstur dan rasa makanan baru (Guazzo & Nappo, 2024).
Manajemen Nutrisi
- Rencana Diet yang Dipersonalisasi: Mengingat kebutuhan diet unik anak-anak dengan ASD, rencana diet individual yang dikembangkan oleh para profesional nutrisi sangat penting. Rencana ini harus fokus pada pengurangan selektivitas makanan sambil memastikan asupan nutrisi yang memadai untuk mencegah malnutrisi atau obesitas (Tananta & Filgueiras, 2024).
- Suplemen Gizi: Dalam beberapa kasus, suplemen makanan mungkin diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi tertentu. Namun, efektivitas suplemen dapat bervariasi, dan mereka harus digunakan sebagai bagian dari strategi nutrisi yang lebih luas (Al-Beltagi, 2024).
Faktor Keluarga dan Lingkungan
- Keterlibatan Orangtua: Orang tua memainkan peran penting dalam mengelola selektivitas makanan. Sikap orang tua, dinamika waktu makan, dan iklim emosional dapat memengaruhi perilaku makan anak. Melatih orang tua dalam strategi waktu makan yang efektif dan mengurangi kecemasan seputar makanan dapat membantu meningkatkan hasil (Costea-Bărluţiu et al., 2024).
- Lingkungan Waktu Makan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan waktu makan yang positif dan mendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan sensorik anak dapat meningkatkan penerimaan makanan. Ini termasuk meminimalkan gangguan dan secara bertahap memperkenalkan makanan baru dengan cara yang tidak mengancam (Al-Beltagi, 2024).
Pertimbangan Sensorik dan Perilaku
- Pendekatan Sensorial: Mengatasi sensitivitas sensorik yang terkait dengan tekstur, bau, dan penampilan makanan sangat penting. Intervensi berbasis sensorik dapat membantu anak-anak menjadi lebih nyaman dengan berbagai makanan yang lebih luas (Lôbo et al., 2024).
- Perawatan Multidisipliner: Pendekatan kolaboratif yang melibatkan ahli gizi, psikolog, dan terapis wicara dapat memberikan dukungan komprehensif untuk mengatasi kebutuhan kompleks anak-anak dengan ASD dan selektivitas makanan (Breda et al., 2024).
Sementara strategi ini menawarkan hasil yang menjanjikan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan autisme adalah unik, dan intervensi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Selain itu, keterlibatan tim multidisiplin dapat meningkatkan efektivitas intervensi ini, memastikan bahwa aspek sensorik dan perilaku selektivitas makanan ditangani secara komprehensif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyempurnakan pendekatan ini dan meningkatkan hasil jangka panjang untuk anak-anak dengan ASD dan keluarga mereka.