A girl in sportswear hitting a tennis ball on a sunny outdoor court.

Bagaimana Cara Agar Suami/Istri Juga Lebih Memahami Kondisi Anak Hiperaktif?

Memahami kondisi anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis sebagai Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), memerlukan pendekatan multifaset yang melibatkan orang tua dan pendidik. Pemahaman ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung yang memenuhi kebutuhan unik anak-anak ini. Orang tua, terutama suami dan istri, dapat meningkatkan pemahaman dan pengelolaan anak-anak hiperaktif dengan terlibat dalam psikoedukasi, menggunakan teknik manajemen perilaku, dan membina komunikasi yang efektif dengan pendidik dan profesional kesehatan mental. Bagian berikut menguraikan strategi utama dan wawasan yang berasal dari makalah penelitian.

Psikoedukasi dan Keterlibatan Orang Tua

  • Psikoedukasi sangat penting bagi orang tua untuk memahami ADHD sebagai kondisi perkembangan saraf daripada melihat anak sebagai masalah. Pendekatan ini membantu mengurangi respons hukuman dan menumbuhkan lingkungan yang mendukung (Sravanti et al., 2020).
  • Orang tua harus menjadi agen perubahan aktif, yang melibatkan pembelajaran tentang kondisi, gejalanya, dan strategi manajemen yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui lokakarya, bahan bacaan, dan konsultasi dengan psikolog anak (Sravanti et al., 2020) (Nashat & Quartier, 2011).
  • Memahami beragam teori dan model ADHD, seperti perspektif neuropsikologis, neurobiologis, dan psikodinamik, dapat membantu orang tua menghargai kompleksitas kondisi dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai (Nashat & Quartier, 2011).

Teknik Manajemen Perilaku

  • Orang tua dapat diberdayakan dengan teknik manajemen perilaku untuk mengatasi perilaku bermasalah. Ini termasuk menetapkan harapan yang jelas, rutinitas yang konsisten, dan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan (Sravanti et al., 2020).
  • Terlibat dalam terapi seperti terapi musik, terapi bermain, dan berkonsultasi dengan psikolog anak dapat bermanfaat. Terapi ini membantu dalam mengelola gejala dan meningkatkan fokus dan kepercayaan anak (Abidin, 2023).
  • Penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang memadai, memantau aktivitas anak, dan membimbing mereka dalam belajar. Ini melibatkan kesabaran dan memahami perkembangan emosional dan perilaku anak (Abidin, 2023) (S & Purnama, 2024).

Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pendidik

  • Membangun hubungan komunikasi yang kuat antara orang tua, guru, dan sekolah sangat penting. Kolaborasi ini memastikan bahwa anak menerima dukungan yang konsisten di berbagai lingkungan (Abidin, 2023).
  • Pendidik dapat membantu dengan menciptakan lingkungan kelas yang mendukung yang mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang hiperaktif. Ini termasuk mengadaptasi metode dan materi pengajaran untuk menjaga minat dan motivasi anak (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Orang tua harus bekerja dengan guru untuk mengembangkan strategi yang membantu anak beradaptasi dengan lingkungan pendidikan, seperti melibatkan mereka dalam kegiatan bermain untuk meningkatkan keterampilan sosial dan pengaturan emosional (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).

Perspektif yang Lebih Luas

Sementara fokusnya sering pada mengelola gejala hiperaktif, penting juga untuk mempertimbangkan perkembangan sosial dan emosional anak-anak hiperaktif. Penelitian menunjukkan bahwa hiperaktif dapat memengaruhi hubungan sosial dan kesejahteraan emosional, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku dan pembelajaran (S & Purnama, 2024) (Campbell, 1990). Oleh karena itu, pendekatan holistik yang mencakup sosialisasi dan dukungan emosional sangat penting. Selain itu, memahami aspek biofisik hiperaktif dapat memberikan wawasan tentang penyebab yang mendasarinya dan menginformasikan intervensi yang lebih efektif (Weiss, 1984). Dengan mempertimbangkan perspektif yang lebih luas ini, orang tua dapat lebih mendukung anak-anak hiperaktif mereka dalam semua aspek perkembangan mereka.

Sravanti, L., Karki, U., Rajendra, K., & Shesadri, S. (2020). The child behind Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: an illustrated account. https://doi.org/10.3126/JPAN.V9I1.31344
Nashat, S., & Quartier, V. (2011). Revue des modèles et théories sur les hyperactivités de l’enfant : Antagonisme ou complémentarité? [A review of child ADHD theories and models: Antagonism or complementary?].
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Campbell, S. B. (1990). The Socialization and Social Development of Hyperactive Children. https://doi.org/10.1007/978-1-4615-7142-1_7
Weiss, G. (1984). Biophysical Aspects of the Hyperactive Child Syndrome. https://doi.org/10.1007/978-94-011-6701-7_1
Scroll to Top