Full body of cheerful girl in casual clothing with reddish hair looking away with smile while stretching legs on carpet in bright cozy living room on blurred background

Bagaimana Cara Menjelaskan Kondisi Anak Hiperaktif Kepada Keluarga Besar?

Menjelaskan kondisi anak-anak hiperaktif kepada keluarga besar melibatkan penanganan kompleksitas dan sifat multifaset dari Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini ditandai dengan gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif, yang secara signifikan dapat berdampak pada dinamika keluarga. Memahami ADHD membutuhkan pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan faktor genetik, neurobiologis, dan lingkungan. Sangat penting untuk mengkomunikasikan aspek-aspek ini secara efektif kepada keluarga untuk menumbuhkan pemahaman dan dukungan bagi anak. Bagian berikut menguraikan poin-poin penting yang perlu dipertimbangkan ketika menjelaskan ADHD kepada keluarga besar.

Memahami ADHD

  • Gejala dan Diagnosis: ADHD ditandai dengan pola kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif yang terus-menerus yang mengganggu fungsi atau perkembangan. Diagnosis melibatkan evaluasi klinis, termasuk penilaian perilaku dan riwayat keluarga (C, 2005) (Wetzburger, 2005).
  • Faktor Neurobiologis: Penelitian menunjukkan bahwa ADHD dikaitkan dengan disfungsi dalam sistem neurotransmitter dopamin dan norepinefrin, terutama di sirkuit fronto-striatal otak. Dasar-dasar neurobiologis ini menunjukkan komponen genetik yang kuat untuk gangguan tersebut (C, 2005) (Wetzburger, 2005).
  • Sifat Perkembangan: ADHD adalah kondisi kronis yang dapat bertahan hingga dewasa, dengan gejala berkembang seiring waktu. Penting bagi keluarga untuk memahami bahwa ADHD bukan hanya fase tetapi gangguan perkembangan yang membutuhkan manajemen berkelanjutan (Wahl, 2012) (Weiss & Hechtman, 1979).

Dampak pada Dinamika Keluarga

  • Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam manifestasi dan pemeliharaan gejala ADHD. Interaksi negatif, seperti negativitas ibu-anak dan dua saudara kandung, dapat memperburuk gejala dan menciptakan lingkungan rumah yang menantang (“Child hyperactivity, mother–child negativity, and sibling dyad negativity: A transactional family systems approach.”, 2023) (Dantchev et al., 2023).
  • Pendekatan Sistem Keluarga Transaksional: Pendekatan ini menekankan pengaruh dua arah antara anak dan anggota keluarga. Intervensi yang bertujuan mengurangi interaksi negatif dapat memperbaiki gejala anak dan mengurangi stres keluarga (“Child hyperactivity, mother–child negativity, and sibling dyad negativity: A transactional family systems approach.”, 2023) (Dantchev et al., 2023).

Strategi Manajemen dan Dukungan

  • Pendekatan Terapeutik: Manajemen ADHD yang efektif sering melibatkan kombinasi terapi kognitif-perilaku dan perawatan farmakologis. Strategi ini bertujuan untuk membantu anak-anak memodulasi tingkat aktivitas mereka dan meningkatkan perhatian dan kontrol impuls (Wahl, 2012) (Wetzburger, 2005).
  • Pendidikan dan Dukungan Keluarga: Mendidik keluarga tentang ADHD dan memberi mereka strategi mengatasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan dinamika keluarga. Kelompok pendukung dan konseling juga dapat bermanfaat dalam memberikan dukungan emosional dan saran praktis (Balkwell & Halverson, 1980).

Tantangan dan Pertimbangan

Saat menjelaskan ADHD kepada keluarga besar, penting untuk mengakui keragaman dan heterogenitas kondisi tersebut. Setiap anak dengan ADHD dapat hadir secara berbeda, dan keluarga mungkin mengalami berbagai tingkat stres dan tantangan. Sangat penting untuk menyesuaikan penjelasan dan dukungan dengan kebutuhan dan keadaan khusus setiap keluarga. Selain itu, ada kebutuhan untuk mengatasi potensi kesalahpahaman dan stigma yang terkait dengan ADHD, menekankan bahwa ini adalah kondisi medis yang diakui dengan pilihan pengobatan yang efektif (Drew, 1976) (Balkwell & Halverson, 1980).

C, W. (2005). The hyperactive child. Revue Médicale de Bruxelles.
Wetzburger, C. (2005). L’enfant hyperactif. Revue Médicale de Bruxelles.
Wahl, G. (2012). Les enfants hyperactifs. https://doi.org/10.3917/PUF.WAHL.2012.01
Weiss, G., & Hechtman, L. (1979). The hyperactive child syndrome. Science. https://doi.org/10.1126/SCIENCE.472752
Child hyperactivity, mother–child negativity, and sibling dyad negativity: A transactional family systems approach. (2023). Journal of Family Psychology. https://doi.org/10.1037/fam0001090
Dantchev, S., Wolke, D., & Zemp, M. (2023). Child hyperactivity, mother-child negativity, and sibling dyad negativity: A transactional family systems approach. Journal of Family Psychology. https://doi.org/10.1037/fam0001090.supp
Balkwell, C., & Halverson, C. F. (1980). The Hyperactive Child as a Source of Stress in the Family: Consequences and Suggestions for Intervention. Family Relations. https://doi.org/10.2307/584471
Drew, A. L. (1976). Hyperactive Children: Diagnosis and Management. JAMA. https://doi.org/10.1001/JAMA.1976.03270190064044
Scroll to Top