Terdapat sedikit informasi khusus tentang komunitas atau kelompok pendukung untuk anak-anak penderita disgrafia dan orang tua mereka di Indonesia. Namun, ada beberapa inisiatif dan sistem dukungan untuk anak-anak penyandang cacat dan keluarga mereka, yang mungkin termasuk mereka yang menderita disgrafia. Inisiatif ini berfokus pada pemberdayaan orang tua, menyediakan layanan terapi, dan menciptakan forum untuk berbagi pengalaman dan strategi. Berikut adalah beberapa wawasan dari penelitian yang tersedia:
Sistem Dukungan yang Ada untuk Disabilitas
Model dan Forum Komunitas: Forum Keluarga Komunikasi Anak Penyandang Disabilitas (FKKADK) di Kabupaten Aceh Besar merupakan contoh model komunitas yang mendukung keluarga dengan anak penyandang disabilitas. Forum ini menyediakan layanan terapi dan pengetahuan pengasuhan anak, mendorong partisipasi publik dan kesadaran tentang hak dan kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas (Situmeang, 2018).
Memberdayakan Orangtua: Di Bima, Indonesia, ada program yang bertujuan memberdayakan orang tua sebagai kelompok pendukung untuk meningkatkan kreativitas anak berkebutuhan khusus. Inisiatif ini menyoroti pentingnya keterlibatan orang tua dalam mengoptimalkan perkembangan anak penyandang disabilitas (Haris et al., 2022).
Tantangan dan Kebutuhan
Dukungan Orangtua: Ibu, sebagai pengasuh utama, sering menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk stres dan kurangnya dukungan dari keluarga mereka. Program telah dikembangkan untuk membekali pengasuh ini dengan manajemen stres dan strategi pengasuhan yang efektif, yang sangat penting untuk mendukung anak-anak penyandang disabilitas (Kurniawan et al., 2022).
Kelompok Dukungan Online: Ada pengakuan yang berkembang tentang perlunya kelompok pendukung, baik online maupun offline, untuk pengasuh anak-anak dengan kondisi kronis. Meskipun tidak spesifik untuk disgrafia, kelompok-kelompok ini menyediakan platform untuk berbagi pengalaman dan strategi, yang dapat bermanfaat bagi orang tua dari anak-anak dengan disgrafia (Rahayu & Rahmawati, 2020).
Penyesuaian Pendidikan
- Intervensi Berbasis Sekolah: Penelitian yang dilakukan di SDN Cibadak 1 menyoroti adanya disgrafia di kalangan siswa dan perlunya penyesuaian pendidikan. Meskipun kurikulumnya tetap sama, ada pengakuan akan perlunya strategi yang disesuaikan untuk mendukung anak-anak dengan kesulitan belajar seperti disgrafia (Humaira et al., 2022).
Sementara kelompok pendukung khusus untuk disgrafia tidak disebutkan secara eksplisit, kerangka kerja yang ada untuk mendukung anak-anak penyandang cacat di Indonesia berpotensi mencakup atau disesuaikan untuk mendukung anak-anak dengan disgrafia dan orang tua mereka. Fokus pada keterlibatan masyarakat, pemberdayaan orang tua, dan penyesuaian pendidikan memberikan dasar untuk memenuhi kebutuhan anak-anak ini.
Dalam konteks yang lebih luas, pengembangan kelompok pendukung khusus untuk disgrafia dapat mengambil manfaat dari model dan inisiatif yang ada untuk disabilitas lainnya. Dengan memanfaatkan kerangka kerja ini, pemangku kepentingan dapat menciptakan sistem dukungan yang lebih bertarget yang mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan disgrafia dan keluarga mereka.